Sabtu, 14 Agustus 2010

Dukungan GMT Diganti Makkah Mean Time Muncul di Facebook

Jakarta - Dukungan penggantian Greenwich Mean Time (GMT) dengan Makkah Mean Time (MMT) muncul di jejaring sosial Facebook. MUI dan pemerintah diminta turut mensponsori pergantian itu.

Pergantian titik nol dari Greenwich ke Makkah ini setidaknya akan mengurangi masalah penentuan tanggal 1 Ramadan atau Syawal di Indonesia dan negara lainnya.

Si pembuat grup DUKUNG GMT DIGANTI DENGAN MEKKAH MEAN TIME (MMT), Elfizon Anwar, berharap, ambisi Makkah tersebut bisa menjadi kenyataan. Dengan adanya waktu dan sistem kalender sendiri, masalah-masalah yang biasanya terjadi pada penentuan waktu seperti 1 Ramadan atau 1 Syawal, tidak akan terjadi lagi.

"Dengan adanya perubahan permulaan titik 'nol'-nya ini, Insya Allah umat Islam akan mempunyai waktunya tersendiri dan melengkapi almanak hijriah umat Islam itu sendiri," begitu pendapat si pembuat grup yang beralamat di Tangerang, saat dijenguk Jumat (13/8/2010).

Grup tersebut belum ramai, baru didukung 41 facebooker. Dua topik yang dilempar Elfizon dalam forum diskusi, yakni 'Menghitung Waktu Dunia' dan 'Dahsyatnya Akibat Janji dan Sumpah', belum ditanggapi.

Grup ini muncul setelah pemerintah Arab Saudi melansir soal ambisinya mengubah pusat waktu dunia dari Greenwich ke Makkah. Saat ini, pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan proyek menara jam raksasa di kota Makkah.

Menara jam tersebut lima kali lebih besar dibandingkan Big Ben di London. Meski bangunannya belum sepenuhnya rampung, jam raksasa yang terletak di puncak menara Abraj Al-Bait itu sudah mulai berdetak.

Menara jam ini berbentuk kubus empat sisi. Diameter jam mencapai 40 meter, mengalahkan jam terbesar sebelumnya yang menjadi atap Cevahir Mall di Turki dengan diameter 35 meter. Waktu yang digunakan oleh jam tersebut adalah Arabia Standard Time, tiga jam lebih dulu jika dibandingkan dengan GMT.

Sejak 125 tahun lalu, GMT telah disepakati sebagai wilayah yang dijadikan ukuran awal waktu dunia karena dilalui titik nol derajat. Penentuan titik ini penting untuk mempermudah ukuran waktu perjalanan dan komunikasi antar-negara.

Namun, bagi Arab Saudi, Makkah dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Kota suci umat muslim tersebut diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik, artinya jarum kompas tidak bergerak di daerah ini.

Jam Raksasa di Makkah Sebaiknya Dijadikan Acuan Jam Hijriah

Jakarta - Usaha pemerintah Arab Saudi untuk menggeser pusat waktu dunia ke Makkah bukan perkara mudah. Hal yang bisa dilakukan sekarang adalah dengan menjadikan jam raksasa tersebut sebagai acuan waktu hijriah.

"Sekarang kan baru ada penanggalan hijriah, kenapa tidak dibuat saja semacam penyatuan waktu untuk jam hijriah," kata astronom ITB Moedji Raharto saat berbincang dengan detikcom, Jumat (13/8/2010).

Menurut Moedji, butuh usaha besar untuk menjadikan Makkah seperti Greenwich Mean Time (GMT). Sebab, negara-negara lain yang terlanjur menggunakan acuan waktu di wilayah tenggara London tersebut akan melakukan penyesuaian besar-besaran.

Nah, alternatif lain yang bisa dilakukan pemerintah Arab Saudi adalah menjadikan menara kedua terbesar di dunia tersebut sebagai simbol Islam selain Ka'bah. Tujuannya, lebih ke arah penyatuan semangat emosional umat muslim di seluruh dunia.

"Barangkali itu bisa lebih pada penyatuan umat muslim dan sebagai simbol selain haji. Begitu kita lihat jam itu, kita bisa melihat Makkah bagaimana," jelasnya.

Namun demikian, mantan kepala Observatorium Bosscha ini menegaskan, pemerintah Arab Saudi harus mengajukan konsep yang jelas terlebih dulu soal penyeragaman waktu hijriah ini. Termasuk kaitannya dengan penggunaan waktu berdasarkan matahari.

"Kalau ada terus bagaimana set up-nya. Saya sendiri belum tahu apa yang ditawarkan konsepnya oleh Makkah. Selama ini kan sudah ada penggunaan waktu matahari," paparnya.

Seperti diketahui, pemerintah Arab Saudi sedang merampungkan proyek ambisius untuk menggeser Greenwich Mean Time (GMT) sebagai pusat waktu dunia. Sebuah menara jam raksasa yang lima kali lebih besar dari Big Ben di London sedang dibangun di kota Makkah.

Bagi Arab Saudi, Makkah dianggap lebih tepat sebagai episentrum dunia. Kota suci umat muslim tersebut diklaim sebagai wilayah tanpa kekuatan magnetik oleh peneliti Mesir seperti Abdel-Baset al-Sayyed. Artinya, jarum kompas tidak bergerak saat di Makkah.

"Itulah mengapa ketika seseorang berpergian ke Makkah atau tinggal di sana, mereka tinggal lebih lama dan lebih sehat karena hidupnya lebih sedikit dipengaruhi oleh gravitasi," jelas al-Sayyed.

(mad/nrl)



Sabtu, 31 Juli 2010

Yuni Shara Pernah Dilarang Anak Untuk Diwawancara

Gambarakarta Yuni Shara mempunyai pangalaman mengharukan selama 20 tahun menjadi penyanyi. Ia pernah dilarang anaknya untuk diwawancara wartawan. Kenapa?

Pengalaman diceritakan begitu saja dari mulut penyanyi khusus lagu lawas itu saat ditanya soal hubungannya dengan infotainment. Ia mengatakan, infotainment dianggap sebagai partner kerjanya.

Namun ia juga melihat ada sisi negatif dari infotainment, misalnya suka memberitakan soal keburukan seseorang. "Manusia berhak menutupi aibnya dan segala macam. Dari teman-teman infotainment nggak peduli dengan aib seseorang. Dia hanya menceritakan orang ini punya aib seperti ini. Jadi dia hanya mementingkan rating," jelas kekasih Raffi Ahmad itu saat ditemui di Syudio 'DahSyat' RCTI, Jalan Raya Perjuangan, Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Sabtu (31/7/2010).

Dari hal tersebut, suatu saat salah satu anak Yuni ingin diwawancara infotainment. Yuni pun dimintai izin.

"Dia bilang, bunda saya mau ketemu wartawan, saya mau wawancara. Bunda nggak boleh ketemu wartawan lagi, kan gosip itu, nggak boleh bunda. Karena gosip itu belum tentu benar. Ya Allah subhanallah anak saya yang kecil sudah kritis seperti itu," kata Yuni dengan meniru omongan anaknya.

(ebi/ebi)

PENA GREAT SALE BERKAH RAMADHAN 1431 H

PENA GREAT SALE BERKAH RAMADHAN 1431 H

10 Lagu Unrelease Michael Jackson Siap Diperdengarkan

Jakarta - Saat meninggal, Michael Jackson meninggalkan sebuah hard drive yang berisikan 10 lagunya yang belum pernah diperdengarkan ke publik. Lagu tersebut pun siap diluncurkan November 2010 mendatang.

Lagu-lagu tersebut akan diluncurkan bersamaan dengan peluncuran kumpulan album Jacko semasa hidupnya. Di antara lagu tersebut ada yang berduet dengan Akon, will.i.am dan Ne-Yo.

"Ada beberapa lagu yang kami rekam untuk album 'Bad'," kata mantan menajer Jacko, Frank DiLeo, seperti dilansir Contact Music, Sabtu (31/7/2010).

Proyek album Jacko itu akan menjadi proyek rekaman yang cukup menguntungkan. Diperkirakan kontrak album tersebut senilai Rp 2 triliun lebih.
 (ebi/ebi)